PERUSAKAN MAKAM SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II RUSAK

putra SMB II terkuak

​Pengrusakan terhadap makam Putra Sultan Mahmud Badaruddin II, Sultan Ahmad Najamudin Pangeran Ratu di Ternate, Maluku, terkuak. Entah apa motifnya, aset sejarah itu diduga dirusak oknum TNI yang berdinas di Ternate.
Selain nisan bertuliskan Sultan Ahmad Najamudin Pangeran Ratu telah diubah menjadi Pusara Amiruddin, juga tahun yang semestinya bertuliskan 1823 berubah menjadi 1283.
Sebelumnya, sempat diberitakan bahwa makam Sultan Mahmud Badaruddin II yang dirusak. Namun, setelah diteliti ternyata makam putra dari SMB II. Demikian hasil temuan Pemuda Kesultanan Palembang Darussalam (PKPD) yang melakukan kunjungan selama 10 hari (11-20 November) lalu ke Ternate. “Pengrusakan tersebut telah terjadi sejak 2008 lalu. Padahal izin awalnya, hanya untuk melakukan pemugaran dan perbaikan,” jelas Kemas Umar Jaya Negara, Sekjen PKPD kepada wartawan, kemarin.
Menurut hasil investigasi PKPD, pengrusakan berawal dari peminjaman kunci makam oleh oknum TNI di Ternate pada penjaga makan SMB II yakni Luthfi dengan alasan berziarah.
Ketika kunci makam tidak dikembalikan sore harinya, Luthfi tidak berkeberatan karena oknum itu sudah dikenal baik olehnya. Namun keesokan harinya dirinya terkejut, karena mendengar laporan ada bahan material yang turut dimasukkan ke area makam.
Saat Luthfi menanyakan hal tersebut kepada tukang yang mengerjakan perehapan tersebut, mereka mengatakan bahwa diperintah oknum itu yang mendapatkan dana dan disuruh salah seorang pejabat di Palembang. Dari mulut Lulthfu, tim PKPD mendapati nama Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin.
Kontan pengakuan ini membuat terkejut tim PKPD. Mereka pun melakukan pengecekan pada Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang (11/11) lalu, dan diterima Kepala Seksi Pariwisata Nursanti Bachtiar. Nursanti yang juga keturunan orang Palembang selama pengasingan SMB II di Ternate pun menjelaskan, bahwa mereka telah mengetahui pengrusakan tersebut sejak Juli lalu.
Saat itu dirinya ditugaskan membantu Tim Silsilah Kesultanan Palembang Darussalam (SPKD) mengecek makam, dan hasil pengrusakan pun telah dilaporkan secara tertulis beserta kronologis ke Pemkot Palembang melalui surat resmi pada bulan yang sama. “Tujuan kami hanyalah melakukan investigasi guna mencari kebenaran tanpa berpihak pada siapapun. Kami berharap pihak Pemkot dapat menyelesaikan masalah ini, karena SMB II merupakan pahlawan nasional dan lokasi makamnya berada di cagar budaya dilindungi Undang-Undang,” harapnya.
Sementara Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, saat dikonfirmasi Palembang Pos, mengaku justru terkejut atas pengrusakan ini. “Saya mengutuk keras penggantian nama pada batu nisan tersebut, karena dapat merusak silsilah yang sebenarnya pada kerajaan Sriwijaya,” ungkapnya kepada Palembang Pos kemarin.
Dirinya yang saat ini tengah berada di Mekkah guna melaksanakan ibadah haji, juga mengutuk keras perbuatan yang dilakukan oknum, yang tidak bertanggungung jawab tersebut. Sultan Iskandar sendiri, membantah terlibat dalam pengrusakan makam tersebut. “Saya saat itu hanya diminta membantu perbaikan dan rehab makam SMB II. Namun saya melakukannya dengan koordinasi bersama Wakil Wali Kota Ternate saat itu,” jelasnya. (eri)

Spoiler for makam yang dirusak

Sumsel Diusulkan Ganti Nama Jadi Sriwijaya

Quote:
PALEMBANG – Ketua DPD RI Irman Gusman mengusulkan nama Provinsi Sumsel diubah namanya menjadi Provinsi Sriwijaya. Menurutnya, nama Sumsel hanya sebuah daerah di Sumatera yang terletak di wilayah Selatan sedangkan nama Sriwijaya memiliki pengaruh yang besar. Pasalnya, Sriwijaya menjadi sentral pertumbuhan ekonomi nasional di Sumatera setelah Medan.

“Saya sudah beberapa kali melihat Sumsel, dan saya yakin daerah ini menjadi penyokong pembangunan Indonesia di wilayah Bagian Selatan. Saya marasakan adanya aroma perubahan,” kata Irman Gusman usai bertemu dengan Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH, Rabu (25/11).

Selama kunjungan kerjanya di Palembang, selain berdialog dengan pejabat di Pemprov Sumsel, Irman Gusman dan jajaran anggota DPD lainnya menghadiri peluncuran Leanpuri Center, sebuah lembaga sosial yang didirikan Hj Percha Leanpuri dan menerima masukan dari berbagai tokoh masyarakat.

“Saya ingin berdialog dengan masyarakat dan inilah misi saya datang ke Sumsel,” katanya.

Terkait dengan perubahan nama Sumsel menjadi Provinsi Sriwijaya, menurutnya, bakal lebih serasi dengan kondisi Sumsel saat ini yang memang sudah mulai dijadikan ikon Indonesia untuk meningkatkan daya tawar di mata dunia. “Jadi Propinsi Sriwijaya sepertinya lebih pas dengan seabrek potensi yang dimiliki Sumsel,” ujarnya.

Saat ini pihaknya sangat menaruh harapan dengan Propinsi Sumsel bisa menjadi andalan pusat menjadi propinsi andalan. ”Kita kalau mau bangun seluruh propinsi kan nggak mungkin, butuh dana besar sekali dan pasti pusat tak punya dana cukup. Kita mau Sumsel jadi terdepan menjadi kaca sebagai cerminan Indonesia di mata dunia,”bebernya.

Politisi Golkar yang kini duduk di gedung senayan, DPR RI Thantowi Yahya pun menyatakan sepakat dengan usulan itu. Bahkan menurutnya, usulan mengubah nama Sumsel menjadi Provinsi Sriwijaya, pernah ia dengar langsung dari seorang Jove Ave, yang saat itu menjabat Menteri Pariwisata di era pemerintahan Soeharto.

“Semoga aspirasi dan ide ini langsung ditangkap anggota DPD lainnya sehingga bisa menjadi kenyataan karena nama Sriwijaya sudah dikenal di Asia dan dunia,” kata Thantowi Yahya.

Quote:

Giatkan Pembangunan

Terpisah Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH dimintai tanggapannya soal usulan perubahan nama, ia menyikapinya dengan positif dan tersenyum.

“Itu nama bagus, artinya Sriwijaya akan melekat dengan Sumsel jika memang nama Sriwijaya Provinsi nantinya layak,” katanya.

Namun begitu, perlu dilakukan pengkajian lebih mendalam lagi, jangan sampai perubahan nama ini tidak sebanding dengan kondisi Sumsel yang lekat dengan nama Sriwijayanya.

“Kita harus berbenah dulu dalam beberapa tahap. Mulai infrastruktur, SDM, termasuk sejarah yang berkaitan langsung dengan Sriwijaya,”katanya.

Jika sudah matang semua, dan gebyar Sumsel memang layak diangkat di tingkat nasional bahkan di mata negara lain. Baru perubahan nama Sriwijaya, layak bagi Sumsel.

“Malu kan kalau namanya saja berubah. Tapi isinya tak banyak berubah. Kita akan rubah secara perlahan-lahan. Perubahan nama harus memberikan aroma tersendiri yang bisa menarik semua pihak,” jelas Alex.

Penulis: Kerio Bungsuh

Kasi Sayang Perujudan dari Alam Semesta

Tinggalkan komentar